Film Dokumenter Ukraina ‘Divia’ dengan Musik Sam Slater Mengangkat Kehancuran Perang ala ‘Koyaanisqatsi’

Film Dokumenter Ukraina 'Divia' dengan Musik Sam Slater Mengangkat Kehancuran Perang ala 'Koyaanisqatsi'

Film Dokumenter ‘Divia’ Tampilkan Dampak Invasi Rusia di Ukraina dengan Pendekatan Sinematik Unik

Film dokumenter Ukraina berjudul “Divia” yang disutradarai Dmytro Hreshko mengangkat kehancuran akibat invasi Rusia di Ukraina. Film ini menggunakan gaya sinematik seperti karya klasik “Koyaanisqatsi” yang dikenal tanpa dialog dan mengandalkan visual serta musik untuk menyampaikan pesan.

Inspirasi dan Pendekatan Sinematik dalam Film ‘Divia’

Hreshko mengaku terinspirasi oleh sejumlah film dokumenter seperti “Koyaanisqatsi” karya Godfrey Reggio, “Baraka” oleh Ron Fricke, dan “Workingman’s Death” oleh Michael Glawogger. Pendekatan tersebut menitikberatkan pada observasi langsung dan penyajian visual yang interaktif, tanpa narasi yang berlebihan.

Menurut produser Glib Lukianets, Hreshko memilih tidak mengikuti gaya Hollywood dan lebih memilih metode dokumenter yang murni dan jujur, menciptakan ruang interpretasi lebih luas bagi penonton.

Musik Komposer Pemenang Grammy Sam Slater Mendukung Nuansa Meditatif Film

Musik dalam “Divia” digubah oleh Sam Slater, komposer yang pernah mengerjakan musik film “Joker” dan serial “Chernobyl.” Slater menyesuaikan musiknya dengan getaran lanskap dan suasana duka yang ditampilkan, memperkuat efek meditatif film tersebut.

Hreshko menjelaskan bahwa album terakhir Slater berjudul “I Do Not Wish to Be Known as a Vandal” sangat sesuai dengan konsep film, terutama lagu “Kintsugi” yang terinspirasi dari seni Jepang memperbaiki barang pecah dengan emas, melambangkan upaya alam untuk pulih meski dalam kondisi yang berubah drastis akibat perang.

Pesan Universal tentang Ancaman Perang dan Kerusakan Alam

“Divia” tidak hanya menyoroti kehancuran di Ukraina, tetapi juga mengangkat isu ancaman global terhadap lingkungan. Film ini diproduksi oleh Gogol Film dan UP UA Studio dengan dukungan Polish Film Institute serta co-producer Valk Productions.

Tim produksi mengumpulkan footage alam Ukraina sebelum agresi untuk menunjukkan keindahan yang terancam punah. Hreshko menegaskan bahwa film ini merupakan refleksi atas dampak industrialisasi dan perang terhadap alam serta manusia.

Tantangan Emosional dalam Pembuatan Film Dokumenter Perang

Hreshko mengakui kesulitan emosional dalam merekam kehancuran, namun menggunakan kamera sebagai alat untuk menjaga jarak dan kontrol emosi. Ia menyatakan bahwa para sutradara Ukraina membangun “perisai emosional” agar dapat terus berkarya di tengah tragedi yang berlangsung.

Misi Budaya untuk Mengangkat Kesadaran Melalui Seni

Menurut Hreshko, berbicara tentang perang melalui seni merupakan misi budaya penting bagi seniman Ukraina, meskipun dukungan internasional terhadap isu ini mulai berkurang. Produser Polina Herman menambahkan bahwa “Divia” bertujuan mengingatkan dunia akan pentingnya menghentikan perang dan kerusakan lingkungan sebelum manusia harus mencari cara bertahan hidup di planet lain.

Divia
Film dokumenter “Divia” menggabungkan visual alam Ukraina dengan musik meditatif untuk menyampaikan pesan damai dan lingkungan.