Pere Vilà Barceló Angkat Trauma dan Proses Penyembuhan Pasca-Kekerasan Seksual dalam Film “When a River Becomes the Sea”

Pere Vilà Barceló Angkat Trauma dan Proses Penyembuhan Pasca-Kekerasan Seksual dalam Film "When a River Becomes the Sea"

Film “When a River Becomes the Sea” Fokus pada Trauma dan Penyembuhan Korban Kekerasan Seksual

Sutradara asal Catalan, Pere Vilà Barceló, memperkenalkan film drama intim berjudul “When a River Becomes the Sea” yang mengangkat dampak kekerasan seksual dan perjalanan panjang penyembuhan korban. Film ini tayang perdana di Festival Film Karlovy Vary dan menyoroti sisi trauma yang sering terlupakan, bukan aksi kekerasan itu sendiri.

Penggambaran Dampak Kekerasan Seksual Lebih dari Sekadar Kejadian

Menurut Barceló, film ini mengangkat aspek emosional, psikologis, dan sosial yang kerap tidak terlihat setelah kekerasan seksual terjadi. Ia menegaskan bahwa penggambaran tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para korban, bukan sekadar pilihan artistik. Bahkan adegan di ruang sidang yang sempat direkam diputuskan untuk tidak dimasukkan agar menghindari reviktimisasi dan sensasionalisme.

Karakter Gaia dan Penggambaran Proses Penyembuhan yang Kompleks

Tokoh utama, Gaia, seorang mahasiswi arkeologi yang diperankan Claud Hernández, mengalami kesulitan mengungkapkan pelecehan yang dialaminya. Ketika ia akhirnya bercerita, reaksinya dihadapi dengan keraguan dan pengabaian, mencerminkan pengalaman nyata banyak korban. Barceló menilai fenomena ini menunjukkan kurangnya pendidikan dan dampak sistem patriarki dalam masyarakat.

Konsep Arkeologi sebagai Metafora dan Pendekatan Ilmiah

Film ini juga memasukkan konsep arkeologi untuk mengeksplorasi akar historis patriarki, termasuk bagaimana dan kapan sistem ini terbentuk serta siapa yang menegakkannya. Hal ini menambah dimensi ilmiah dan sosial pada narasi film, memperdalam pemahaman terhadap konteks kekerasan berbasis gender.

Kolaborasi dengan Komunitas Korban dan Aktivisme Sosial

Diproduseri oleh Xavier Pérez Díaz dari Fromzerocinema, “When a River Becomes the Sea” bukan sekadar karya seni, melainkan proyek yang berakar pada aktivisme sosial. Barceló menjalin kerja sama dengan berbagai asosiasi korban kekerasan berbasis gender dan mengumpulkan lebih dari 100 kesaksian korban serta wawancara dengan psikolog spesialis, guna memperkuat pesan film.

Perjalanan Proyek dan Dampaknya pada Pembuat Film

Proyek ini bermula delapan tahun lalu saat Barceló memimpin lokakarya pembuatan film di sebuah SMA. Diskusi tentang pelecehan seksual yang muncul dari siswa muda memicu keinginan Barceló untuk menggali lebih dalam melalui wawancara dengan korban dari berbagai usia. Pengalaman ini mengubah perspektifnya sebagai individu dan sineas.

Peran Figur Ayah dalam Narasi Penyembuhan

Dalam film, ayah Gaia yang diperankan Àlex Brendemühl berjuang memahami perubahan emosional anaknya pasca trauma. Barceló menyoroti pentingnya figur laki-laki yang menunjukkan kepedulian dan empati, menentang konsep maskulinitas toksik, serta mengajak pria untuk menjadi bagian dalam perjuangan kesetaraan gender.

Pesan Film Tentang Kesadaran, Pendidikan, dan Peran Gender

Barceló menegaskan bahwa film ini menjadi alat edukasi untuk mendorong refleksi dan kesadaran mengenai kekerasan seksual. Ia juga sedang mengembangkan serangkaian dokumenter dan laporan yang akan melengkapi film sebagai bahan pembelajaran. Menurutnya, isu ini harus menjadi perhatian semua pihak tanpa memandang gender.